ANKARA – Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Tayyip Erdogan, berhasil memenangi pemilu.Dalam pemilu itu, 50,3% suara berhasil disabet Erdogan setelah 95% suara terkumpul pada pemilu yang digelar Minggu (12/6).
Perolehan itu adalah yang terbesar oleh AKP sejak berkuasa pada 2002. Mereka pun berhasil menulis ulang konstitusi Turki.Kubu oposisi Partai Republik Rakyat (CHP) meraih posisi kedua dengan 25,9% dan Partai Nasionalis Aksi (MHP) dengan 13,1%. Menurut CNN Turk, AKP berhasil memenangkan 325 kursi dari 550 kursi anggota parlemen.
Padahal, untuk memperoleh mayoritas mutlak, AKP harus mengumpulkan 330 kursi.Namun demikian,kemenangan itu langsung disambut meriah oleh para pendukung partai itu.Mereka menari dan menyanyi di kantor-kantor AKP di seluruh penjuru negeri. “Turki bangga padamu,”teriak para pendukung AKP tertuju kepada Erdogan.
Reuters melaporkan, hasil pemilu itu menguatkan pasar keuangan. Mata uang Turki, lira, menguat terhadap dolar. Dalam pidato kemenangannya di Ankara, Erdogan mengatakan bahwapartainya “tersanjung” atas hasil pemilu ini. Namun, Partai AKP gagal menguasai 2/3 kursi di parlemen sehingga tidak bisa melakukan perubahan konstitusi kecuali mendapat dukungan dari oposisi.
Karena itu, dia kini sedang mencari konsensus untuk merencanakan konstitusi baru bagiTurki. “Kami akan membangun sebuah konsensus dengan kelompok oposisi, termasuk dengan partai di luar parlemen,media, LSM, cendekiawan, dan siapa pun yang ingin menyatakan pendapatnya,” kata Erdogan pada pidato kemenangannya,dikutip dari BBC.
“Rakyat memberikan kami pesan untuk membangun konstitusi baru melalui konsensus dan negosiasi.” Erdogan menambahkan, AKP akan membangun sebuah konstitusi yang akan memeluk seluruh partai dan lapisan masyarakat. Dia juga memberi sinyal bahwa Turki mempunyai ambisi untuk menjadi corong Timur Tengah dan kaum Islam di dunia Barat,dan mengatakan bahwa kemenangannya akan menguntungkan Bosnia, Lebanon, Suriah,dan Palestina.
“Percayalah, Sarajevo juga telah menang seiring dengan Istanbul, begitu pula Beirut dan Izmir, Damaskus, dan Ankara, lalu Ramallah,Nablus,Jenin, Tepi Barat, dan Yerusalem menang bersama Diyarbakir,” ujar Erdogan, yang menyebut kota-kota di Turki dan menyandingkannya dengan kota-kota Islam di Timur Tengah.
Menurut pakar politik dari Universitas Bahcesehir di Istanbul, Cengiz Aktar, konstitusi baru membutuhkan konsensus dan dialog dengan semua partai dan masyarakat secara luas. “Kita akan melihat jika Erdogan siap untuk melakukan itu dengan mayoritasnya. Atau, akankah dia berjalan dengan caranya sendiri dan memaksakan pandangannya terhadap Turki?
Dengan konsekuensi, kita akan menghadapi masa-masa sulit,” katanya kepada Reuters. Popularitas AKP itu seiring dengan kesuksesan ekonomi dan peningkatan pelayanan publik.Di bawah kepemim-pinanAKP, pertumbuhan ekonomi Turki mencapai 8,9% pada 2010.Kubu oposisi sepertinya tak berdaya dengan kekuatan AKP.
CHP yang dipimpin Kemal Kilicdaroglu,pemimpin sekuler tengah-kiri, menjanjikan reformasi demokrasi. Dia kerap mengkritik bahwa Erdogan menjadi Turki sebagai “negara polisi”. (sumber:Sindo)
0 komentar:
Posting Komentar