Cianjur - Luas lahan pertanian produktif di Kabupaten Cianjur saat ini ditengarai semakin menyempit.
Penyebabnya, sejumlah perusahaan besar di Kabupaten Cianjur yang berdiri diatas lahan pertanian produktif disinyalir belum memberikan penganti lahan yang baru.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, penggunaan alih fungsi lahan produktif menjadi kawasan industri di sejumlah wilayah Cianjur mulai terjadi sejak 2004 hingga tahun 2011. Luasannya mencapai 135,1 hektare.
Tercatat, sedikitnya ada 14 perusahaan besar yang berdiri atas lahan produktif itu dalam rentang waktu hampir 8 tahun.
Kepala Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Heni Iriani mengungkapkan, kalau saja mengikuti aturan, seharusnya dari pengalihan fungsi lahan seluas tersebut didapatkan lahan baru seluas 270,1 hektare atau 2 kali lipatnya.
Sementara sampai dengan saat ini, lahan pengganti yang disediakan oleh perusahaan tersebut hanya seluas 84,5 hektare. Sisanya seluas 185,6 hektare masih belum ada atau masih merupakan utang sejumlah perusahaan.
"Kami sebelumnya pernah melayangkan surat ke sejumlah pihak perusahaan terkait persoalan penggantian lahan tersebut. Namun dari 5 perusahaan yang sudah diberikan surat oleh dinas, baru satu perusahaan yang sudah melakukan pengantian lahan tersebut," ujar Heni kepada wartawan belum lama ini.
Heni mengungkapkan dengan tidak adanya pengganti lahan produktif baru, lahan produktif yang ada akan semakin menyempit. Dikhawatirkan, kata dia, bisa berimbas pada ketahanan pangan. Sebab salah satu faktor pendukung kuatnya ketahanan pangan suatu daerah atau wilayah ditentukan oleh banyaknya lahan produktif di daerah atau wilayah tersebut.
"Pada dasarnya bagaimana kita mau menghasilkan pangan yang besar jika lahan tanam pangannya saja sedikit. Tapi minimal kalau jumlah lahannya tetap, nantinya bisa disiasati dengan cara mengoptimalisasikan lahan tersebut dengan menggunakan teknologi," pungkas Heni.(inilah.com) [gin]
0 komentar:
Posting Komentar