05 Juli 2011

Mensos : Anggaran Penyandang Sosial Belum Ideal


Lembang, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Sosial RI Salim Segaf Aljufri mengatakan anggaran untuk mengatasi penyandang sosial sebesar Rp4,1 trilun masih jauh dari ideal sehingga perlu peningkatan.

"Anggaran yang dialokasikan untuk Kementerian Sosial Rp 4,1 triliun. Sedangkan empat persen diantaranya dialokasikan untuk mengatasi anak-anak terlantar. Idealnya, dana yang diberikan kepada mereka bisa mencapai 20 persen. Artinya, setiap anak bisa mendapatkan Rp 300 ribu," kata Salim Segap Aljufri kepada wartawan usai melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa.

Berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah wanita rawan sosial ekonomi mencapai 1,2 juta, anak terlantar 5,4 jiwa, orang yang hidup di bawah garis kemiskinan sebanyak 3,1 juta jiwa. Jumlah tersebut, berpeluang besar untuk mendapatkan perhatian pemerintah sangat tinggi.

Dibutuhkan adanya soliditas dan kebersamaan semua pihak untuk mengatasi berbagai penyandang sosial, katanya.

"Jumlah penyandang sosial setiap tahunnya akan bisa berkurang jika ada partisipasi dari semua pihak. Semua harus diselesaikan dengan perencanaan matang. Pembangunan jangan sampai hanya dirasakan oleh segelintir orang saja," kata menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Lebih jauh dirinya mengatakan, seandainya APBN mencapai Rp 3.000 triliun dan tak berhutang pada negara manapun, maka pelayanan terhadap semua penyakit dan penyandang sosial akan dilakukan jauh lebih mudah. Meski begitu, bangsa Indonesia tidak bisa hanya berhenti meratapi atas nasib yang menimpanya.

"Salah satu peran yang tidak ketinggalan pentingnya adalah corporate social responsibility (CSR) dari tiap perusahaan dan dedikasi seorang ibu. Anggaran yang minim bisa diatasi dengan adanya CSR perusahaan. Sedangkan anak yang terlantar maupun jalanan bisa dicegah jika ada kasih sayang tulus dari seorang perempuan," ujarnya.

Menurut dia banyak permasalahan sosial saat ini lantaran warga masyarakat kurang mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal dalam ajaran agama setiap orang diwajibkan untuk saling membantu dan tidak membiarkan sesamanya hidup dalam kelaparan dan ketidakpastian masa depan, katanya.

"Yang terjadi setiap orang dari kita sibuk memikirkan diri sendiri. Isilah kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Kita bisa bangkit jika ada kebersamaan dari semua pihak," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Skull Belt Buckles